Efek domino penyebaran virus Covid-19 atau yang lebih dikenal virus Corona yang pertama kali terkena di Wuhan, Tiongkok. Kini menyebar luas hampir keseluruh dunia, akibatnya terjadi kepanikan yang luar biasa dengan mengakibatkan pemborongan produk pencegahan seperti masker, hand sanitizer serta kebutuhan pokok diberbagai supermarket.
Virus corona sendiri sudah memakan seribu lebih korban meninggal dunia dan ribuan korban yang terpapas dan dalam proses penyembuhan. Dampaknya banyak pembatalkan penerbangan warga Tiongkok berkunjung ke berbagai negara tujuan untuk mencegah penularan virus corona dengan ciri-ciri seperti bersin, batuk dan demam sampai 14 hari tidak sembuh dengan efek bisa menyebabkan kematian.
Berbagai upaya pencegahan mulai dilakukan dengan menyediakan hand sanitizer diberbagai tempat umum serta pemindaian dengan alat digital bagi setiap orang yang berada ditempat umum, pemindaian tersebut untuk mengecek apakah orang tersebut kondisi tubuhnya sakit seperti ciri-ciri virus corona, jika sakit dipersilahkan pulang dan serta berobat ke rumah sakit rujukan tempat karantina virus corona namun jika tidak kena virus corona hanya demam biasa disuruh istirahat dirumah dan makan makanan sehat.
Yang terbaru virus tersebut sudah masuk ke Indonesia dan ada duapuluh lebih warga yang terkena. Dibalik kejadian tersebut ada kisah heroik yang dilakukan anak bangsa Indonesia saat melakukan penjembutan kepada Warga Negara Indonesia yang berada di kota Wuhan.
Puluhan hari mereka terjebak dalam kota yang tidak berpenghuni, kota yang sangat modern tersebut mendadak sepi, mirip kota mati. Penjemputan dilakukan oleh 17 team dari Batik Air Indonesia, salah satu crew cabin tersebut bernama Fahmi Husein, Manhunt Indonesia DKI Jakarta5 2017 dan top 6 Manhunt Indonesia 2017.
Rabu, 11 Maret 2020 perjumpaan team Pageantempire terjadi disalah satu coffee shop dikawasan Mega Kuningan, Jakarta. Fahmi yang saat itu datang mengenakan kaos dengan aksen garis-garis, membagikan pengalamannya selama satu hari penjemputan, 5 jam perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Wuhan, dilanjutkan dengan penerbangan ke Natua selama 14 hari masa karantina.
Wajah-wajah bahagia terpancar dari 300 lebih WNI tersebut saat bisa berada di tanah air. Dengan mengunakan pakaian alat pelindung diri, misi kemanusian tersebut berlangsung dramatis. Atas keberanian tersebut Fahmi dan kawan-kawan mendapatkan penghargaan Adikarya Dirgantara Adhirajasa dari Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Seperti apa cerita seru Fahmi Husein kepada team Pageantempire, saat mengikuti Manhunt Indonesia 2017, pengalamannya menjadi Pramugara hampir 15 tahun dan aksi heroiknya saat penjemputan WNI dari Wuhan, yuk intip video interview khususnya dan klik linknya dibawah ini.
Penulis : Irwans