Sebagai seorang Puteri Indonesia sudah banyak masyarakat yang mengenal sosoknya, cantik, pintar, tinggi dan berbakat.
Selesai bertugas sebagai Puteri Indonesia baik itu pemenang atau sebagai finalis saja, mereka ada yang terjun ke masyarakat, entertainment, enterpreneur, pemerintahan atau balik lagi kebangku kuliah.
Nah menyambut hari raya idul fitri 1441 Hijriyah yang jatuh pada hari Minggu, 24 Mei 2020. Team Pageantempire sudah menyusun 10 film horor dari alumni Puteri Indonesia yang wajib kalian tonton menyambut hari kemenangan.
1. Perjanjian Dengan Iblis
(Artika Sari Devi Puteri Indonesia 2004 dan Puteri Indonesia Bangka Belitung 2004)
Annisa (Shandy Aulia) menikah dengan Bara (Aghi Narottama), duda dengan seorang anak perempuan bernama Lara (Basmalah Gralind). Bara mengajak piknik ke pulau yang masih jarang didatangi wisatawan, Pulau Bengalor, agar istri dan anaknya bisa akrab. Pulau Bengalor ternyata menyimpan misteri.
Annisa dikejutkan dengan penampakan sosok anak kecil berwajah menyeramkan. Lara pun melihat sosok mirip dengan ibu kandungnya yang sudah tiada. Bara tidak mempercayai cerita Annisa dan Lara. Suasana seram dan menegangkan ini justru mendekatkan Lara dengan Annisa. Keduanya bertekad untuk saling melindungi.
Pemeran
Shandy Aulia sebagai Anisa
Artika Sari Devi sebagai Rengganis
Aghi Narottama sebagai Bara
Basmalah Gralind sebagai Lara
Alex Abbad sebagai Salim
2. Pocong The Origin
(Della Dartyan Puteri Indonesia Banten 2013)
Ananta (Surya Saputra), pembunuh berdarah dingin telah dieksekusi mati oleh Negara. Sasthi (Nadya Arina), putri satu-satunya, harus mengantarkan jenazah sang ayah untuk dikuburkan di kampung halamannya.
Dengan ditemani Yama (Samuel Rizal), sipir penjara, keduanya berpacu dengan waktu untuk mencapai kampung Ananta. Hal ini menjadi semakin sulit karna berbagai gangguan gaib menghalangi mereka di sepanjang perjalanan.
Pemeran
Nadya Arina sebagai Sasthi
Samuel Rizal sebagai Yama
Della Dartyan sebagai Jayanthi
Surya Saputra sebagai Ananta
Tyo Pakusadewo sebagai Ki Endang
Reza Nangin sebagai Dodi
Anom Perkasa sebagai Dirman
Chacha Marisa sebagai Pemilik Warung
Yeyen Lidya sebagai Mumun
Egi Fedly sebagai Ki Wajik
Yama Carlos sebagai Adhi
Yusril Fahriza sebagai Dadang
Ananta Rispo sebagai Amri
Izzati Khansa sebagai Sathi kecil
Tegar Satrya sebagai Rudi (Kepala Lapas)
Steward Ponto sebagai Kusno
Ozzol Ramdan sebagai Engkus
3. Hantu Kuburan Tua
(Whulandary Herman Puteri Indonesia 2013 dan Puteri Indonesia Sumatera Barat 2013)
Sejak kecil Laura (Whulandary Herman) harus bertahan menghadapi mamanya, Riska (Keke Soeryo Renaldi), orang tuanya satu-satunya. Kalau marah, Riska bisa lupa diri. Sering Laura mendapat perlakuan kasar dari mamanya. Jengkel dengan situasi rumah, Laura pergi untuk tugas peliputan situs bersejarah bersama kekasihnya, Edwin (Maxime Bouttier), dan kedua temannya, Rizal (Trisa Triandesa), dan Maya (Vicky Monica).
Di tengah perjalanan mobil mereka terhantam tanah longsor saat cuaca hujan deras. Mereka selamat. Mereka memutuskan berteduh di sebuah rumah bekas yatim piatu. Kedatangan mereka disambut dingin dan misterius Sarinten, penghuni rumah.
Untuk mengusir kebosanan, Maya mengajak teman-temannya melakukan permainan memanggil hantu bernama Baby Blues. Rizal, Edwin, dan Laura tak setuju. Maya diam-diam memainkannya karena penasaran.
Sejak memainkan permainan baby blues itu, Edwin, Rizal, dan Laura mendapat teror monster mengerikan yang mengancam nyawa mereka. Keadaan bertambah mencekam dengan kemunculan arwah-arwah gentayangan lainnya.
Ternyata, di rumah itu dulu pernah terjadi pembantaian terhadap anak-anak yatim piatu. Dalam upaya menyelamatkan diri, Laura tanpa sengaja menemukan kenyataan mengejutkan yang berhubungan dengan masa lalu dirinya. Awalnya Laura tak percaya sampai kemudian Sarinten (Jajang C. Noer) meyakinkannya. Laura dan monster itu memiliki pertalian darah. Sosok itu lahir dari rahim Riska, mamanya.
Pemeran
Whulandary Herman sebagai Laura
Maxime Bouttier sebagai Edwin
Trisa Triandesa sebagai Rizal
Vicky Monica sebagai Maya
Jajang C. Noer sebagai Sarinten
Keke Soeryo Renaldi sebagai Riska
4. Gentayangan
(Nadine Alexandra Puteri Indonesia 2010 dan Puteri Indonesia DKI Jakarta 4 2010)
Bangkrut dan mulai hidup sengsara membuat Abimanyu (Baim Wong) hanya punya satu pilihan, yaitu move-on dari kemewahan yang dimilikinya sekarang.
Mau tidak mau, Abimanyu mengajak istrinya, Sofia (Nadine Alexandra) bersama adiknya Sheila (Jelita Callebaut) pindah. Sayangnya, sekali lagi, tidak ada kemewahan yang didapat Abimanyu. Ia bersama keluarganya untuk sementara harus tinggal di hotel peninggalan orang tua mereka.
Hotel yang jauh dari kesan elegan, namun menyeramkan. Hotel tersebut bernama Kaki Langit. Sedari dulu, Abimanyu tidak pernah nyaman untuk tinggal di hotel tersebut. Bahkan sejak dahulu pula, Abimanyu ingin menjual hotel tersebut.
Pun, setelah pindah ke hotel tersebut, tidak surut niat Abimanyu untuk menjual hotel tersebut. Sialnya, tidak satu pun yang berhasil ia yakinkan. Pertama, calon pembeli hotel yang tadinya sudah hampir setuju menghilang.
Abimanyu penasaran, hingga akhirnya ia mulai diteror oleh kehilangan sang putri. Apa yang sebenarnya terjadi di hotel Kaki Langit? Benarkan keluarga Abimanyu dahulunya meninggalkan jejak mengerikan di hotel yang sudah tidak terawat ini?
Bisakah Abimanyu dan keluarganya lepas dari teror mengerikan ketika pindah ke hotel ini? Semua jawabannya bisa kamu temukan di film Gentayangan yang akan segera tayang di bioskop.
Pemeran
Baim Wong
Nadine Alexandra
Chris Laurent
Jelita Callebout
Bima Azriel
Marsha Aurelia
Fuad Idris
5. Danau Hitam
(Maria Selena Puteri Indonesia 2011 dan Puteri Indonesia Jawa Tengah 2011)
Tengah malam, di dalam hutan di suatu tempat, sekelompk orang melakukan eksekusi terhadap seorang gadis kecil yang dianggap membawa sial. Mereka menempatkan gadis itu di dalam peti, menguncinya, lalu melemparkan peti itu di tengah danau dan dibiarkan tenggelam. Setelah itu kabut tebal tiba2 datang menyelimuti danau diikuti dengan teriakan yang keras.
Andrean, Keyla, Boy, Audi, dan Joni pergi ke sebuah danau yang dikelilingi hutan tropis dengan menggunakan jeep. Setelah menghadapi beberapa hambatan, akhirnya mereka sampai ditempat mereka tuju. Andrean berkata sambil merangkul keyla, “Ini adalah tempat terbaik di bumi!”. Mereka memutuskan untuk bermalam di tepi danau. Andreas menemukan sebuah peti ketika mereka sedang berenang di danau itu, dan mengangkat peti ke tepi. Malam harinya, kabut tebal menyelimuti tenda.
Keesokan harinya mereka pergi bersepeda gunung, sampai mereka menemukan sebuah rumah kosong di tengah hutan (dilingkari dengan garis batas polisi). Akhirnya mereka memutuskan untuk bermalam di rumah itu. Ketika malam tiba, mereka diterror oleh sosok gadis kecil dan mengalami serentetan kejadian-kejadian yang tidak masuk akal.
Merasa ada yang mengancam keselamatan jiwa mereka, akhirnya mereka berusaha melarikan diri dari rumah tersebut. Segala cara mereka lakukan, melompat dari tebing yang tinggi pun mereka lakukan, namun gadis kecil it uterus mengintai mereka kemanapun mereka pergi.
Boy berhasil membuka peti yang mereka temukan di danau. Semua misteri terkuak, mereka menyimpulkan semua kejadian dan mimpi yang mereka alami. Sebelum terlambat, pilihan mereka hanya dua : kembalikan peti ke danau atau mengalami terror selamanya.
Pemeran
Nadine Chandrawinata
Maria Selena
Ganindra Bimo
Denny Sumargo
Daniel Topan
6. Mati Suri
(Nadine Chandrawinata Puteri Indonesia 2005 dan Puteri Indonesia DKI Jakarta 4 2005)
Abel, seorang desainer, akan segera menggelar pernikahannya dengan Wisnu. Sehari sebelum pernikahaan, seorang wanita yang hamil 7 bulan, Lisa, datang dan mengaku bahwa Wisnu telah menghamilinya. Dia memaksa Abel untuk membatalkan pernikahannya; jika tidak, dia sendiri yang akan mengacaukannnya. Frustrasi, Abel mencoba bunuh diri melalui overdosis, tetapi nyawanya tertolong berkat sahabatnya, Charlie. Setelah mengalami masa koma yang tak menentu, Abel memutuskan untuk tinggal dan mendekor ulang vila Charlie yang terletak di daerah Puncak, Bogor, sebagai masa pemulihan dari mati surinya serta untuk melupakan Wisnu.
Di sana, Abel bertemu dengan Pak Kus, pengurus vila, dan istrinya, Bu Diah. Abel mengetahui bahwa seluruh jam disana berhenti pukul 03:10. Ia juga menemukan boneka yang Charlie sebut adalah milik Wida, putri pasangan tersebut. Pada malam pertamanya, Abel sendiri bertemu dengan Wida yang menemaninya tidur setiap malam di vila, tetapi Wida meminta supaya Abel tidak memberitahu orang tuanya. Abel mulai merasakan bahwa dia diteror oleh seorang hantu anak kecil yang sepertinya mengikutinya dari balik ajal, tampaknya tidak senang karena Abel dapat berhasil hidup setelah mencoba bunuh diri. Abel akhirnya sadar bahwa hantu tersebut adalah arwah anak kecil yang mati keracunan dan dirawat di rumah sakit yang sama saat dia koma. Anak kecil tersebut mengatakan bahwa cepat atau lambat Abel harus mati lagi, entah dia atau “setan” lain yang akan membawanya ke alam baka.
Melalui pencarian, Wisnu mengetahui bahwa Lisa telah dibayar oleh Charlie untuk berpura-pura hamil dan mengacaukan pernikahannya dengan Abel, karena Charlie telah jatuh cinta dengan Abel sejak mereka masih kecil. Mereka berdua menyusul Charlie dan Abel di Puncak, di mana Charlie telah membius Abel. Charlie selanjutnya menyekap Wisnu dan membunuh Lisa dengan menceburkannya di kolam belakang rumah. Abel dapat dibebaskan oleh Bu Diah yang, setelah diberitahu oleh Abel bahwa dia sering bercakap-cakap dengan Wida, mengatakan bahwa Wida telah ditemukan tak bernyawa di kolam belakang tiga bulan lalu. Setelah Wisnu dibebaskan, Abel bertemu arwah Wida yang memberi visi bahwa Charlie-lah yang telah membunuhnya setelah dia menolak diperkosa olehnya. Arwah Lisa selanjutnya bangkit dan menenggelamkan Charlie. Abel dan Wisnu segera pergi, tetapi Abel terpaksa masuk vila untuk mencari komunikasi saat mobil mereka mogok. Di dalam, Abel dihantui oleh setan yang mengikutinya dari alam lain dan pingsan. Dia sudah akan menuju ke alam selanjutnya bersama teman kecilnya, tetapi memutuskan untuk berbalik di detik terakhir dan dapat kembali hidup.
Saat pulih dari koma, Abel mengetahui bahwa dia pertama mencoba bunuh diri dan masuk koma pukul 03:10. Dia dibawa oleh Wisnu ke Puncak, di mana, dalam sebuah twist cerita, diungkapkan bahwa Abel sama sekali tak pernah pulih dari koma sejak bunuh diri pertamanya. Film berakhir dengan Abel yang terjebak bersama setan-setan pengikutnya di kamar vila Charlie.
Pemeran
Nadine Chandrawinata
Yama Carlos
Tyas Mirasih
7. Kafir : Bersekutu Dengan Setan
(Putri Ayudya Puteri Indonesia DKI Jakarta 2 2011 dan Top 10 Puteri Indonesia 2011)
Suatu ketika saat sedang makan malam, Bapak tiba-tiba kesakitan dan sebelum meninggal, mulutnya memuntahkan beling. Pasca kematian Bapak, keluarga tersebut mulai terusik. Sang Ibu mendapat teror-teror gaib dan sikapnya mulai aneh dan seringkali ketakutan.
Bersamaan dengan itu, Jarwo, dukun di kampung mereka tiba-tiba mati secara misterius dan rumahnya hangus terbakar. Andi dan Dina berusaha mencegah agar kejadian yang menimpa Bapak tidak menimpa Ibu. Mereka mencari penyebabnya demi menyelamatkan sang Ibu.
Pemeran
Putri Ayudya sebagai Sri (ibu)
Sujiwo Tejo sebagai Jarwo
Indah Permatasari sebagai Hanum
Rangga Azof sebagai Andi
Nadya Arina sebagai Dina
Teddy Syach sebagai Herman (bapak)
Nova Eliza sebagai Leila
Slamet Ambari sebagai Salim
Oce Permatasari sebagai Saidah
Djenar Maesa Ayu sebagai dokter rumah sakit
Dolly Martin sebagai dokter puskesmas
Yayu Unru sebagai kepala desa
8. Walking Dead Tomate
(Yulinar Arief Puteri Indonesia Sulawesi Selatan 2016)
Walking Dead Tomate, merupakan film Indonesia yang diangkat dari kisah nyata Tanah Toraja yang akan rilis pada 16 April 2020.
Cerita ini bermula saat Tenri dan Rudi yang dari Makassar harus melakukan liputan di Desa Panggala di Toraja.
Di sana, Rudi menemukan sebuah kalung yang ternyata milik orang yang telah meninggal. Karena adanya tuntunan ekonomi dalam keluarganya, Rudi pun mengambil kalung tersebut.
Setelah itu, Carla, bos Tenri mengalami hal aneh dan menyeramkan. Rudi pun berusaha untuk mengembalikan kalung tersebut, namun kalung tersebut tidak bisa dipisahkan dengannya. Bahkan badan Rudi pun menjadi melepuh.
Film yang mulai digarap pada Desember 2017 ini juga menggambarkan bagaimana masyarakat Toraja yang masih melestarikan budayanya, seperti menghormati arwah leluhur yang telah meninggal serta harus saling menghargai selama hidup di dunia.
Walking Dead Tomate juga menceritakan soal fenomena pencurian barang milik orang yang telah meninggal yang masih sering terjadi.
Pemeran
Iqbal Perdana
Yulinar Arief
Aga dirgantara
Debby Astuti
Fifit Yani
Dona Maliwa
Agustina Palamba
Zulkifli Ghani
Etal
M. Amas
Frans Pongsamma
Salsabila Yusuf
9. Lawang Sewu
(Bunga Jelitha Ibrani Puteri Indonesia 2017 dan Puteri Indonesia DKI Jakarta 5 2017)
Tujuh remaja dari Jakarta, Diska (Thalita Latief), Yugo (Marcell Darwin), Armen (Melvin Giovanie), Dinda (Tsania Marwa), Naya (Salvita Decorte), Onil (Ronald Gustav), dan Cika (Bunga Jelitha), berada di Semarang untuk merayakan kelulusan mereka dari sekolah menengah. Semua kecuali Diska, yang mengendarai mobil, mabuk setelah pergi ke klub malam. Dalam perjalanan pulang ke rumah nenek Naya, Armen, Onil, dan Yugo meminta Diska menepi agar mereka dapat buang air; mereka berhenti di Lawang Sewu, dan mereka buang air kecil ke dalam komplek bangunan dari luar pagar. Cika, yang juga harus buang air kecil, tidak merasa nyaman berbarengan dengan laki-laki dan pergi ke kedalam bangunan.
Setelah bertanya-tanya mengapa Cika tidak kembali, mereka berenam masuk kedalam bangunan untuk mencarinya. Hantu-hantu bermunculan dan marah karena mereka tidak menghargai bangunan tersebut, kemudian mulai menakuti mereka. Pertama datang adalah hantu wanita Belanda, Noni van Ellen, yang merasuki Dinda dan membuatnya berteriak memarahi yang lain. Setelah Dinda kembali normal, Diska memberitahunya bahwa dia telah melanggar kesucian bangunan dengan masuk kedalam saat sedang menstruasi. Onil disuruh membawa Dinda ke luar, tetapi sebelum mereka dapat meninggalkan bangunan, mereka diteror oleh kuntilanak dengan bola dan rantai yang melilit di kakinya; Onil dengan sangat ketakutan mengompoli celananya, dan keduanya saling berpelukan saat hantu mendekati mereka.
Sementara itu, Diska, Yugo, Armen, dan Naya shok menemukan tubuh Cika sudah tidak bernyawa. Ketika mereka menggotong membawa Cika keluar, kuntilanak datang dan mengejar mereka. Diska sampai di luar gedung, tetapi Armen, Yugo, dan Naya dikejar ke ruang bawah tanah, di mana kuntilanak meneror mereka. Diska pergi untuk mendapatkan bantuan dari Naya Nenek. Ketika mereka kembali, mereka berusaha mengusir hantu dengan melakukan pengusiran setan; hantu-hantu bangkit dan membunuh Naya, mengejar Diska ke ruang bawah tanah.
Di ruang bawah tanah, Diska bertemu Armen, Yugo, dan Naya. Armen mengatakan kepadanya bahwa dia tahu siapa kuntilanak itu: mantan pacarnya Ratih (Nuri Maulida). Dia tidak sengaja hamil mengandung anak Armen dan diusir dari Jakarta oleh Armen dan teman-temannya; Diska, yang waktu itu ingin membantunya, dihentikan oleh Naya dan Cika. Setibanya di kota kelahirannya di Semarang, Ratih tidak diakui oleh keluarganya dan dengan putus asa bunuh diri dengan melemparkan dirinya ke sumur di Lawang Sewu.
Setelah mempelajari kebenaran tersebut, Diska berlari ke sumur untuk menutupnya. Sementara itu, kuntilanak telah membunuh Naya dan Armen. Saat kuntilanak bersiap untuk membunuh Yugo, Diska berhasil menutup sumur dan menghentikan sang kuntilanak. Pada akhirnya, Diska dan Yugo pulang bersama ke rumah masing-masing dan melanjutkan kehidupan mereka.
Pemeran
Thalita Latief sebagai Diska
Marcell Darwin sebagai Yugo
Melvin Giovanie sebagai Armen
Tsania Marwa sebagai Dinda
Salvita Decorte sebagai Naya
Ronald Gustav sebagai Onil
Bunga Jelitha sebagai Cika
Renny Djajoesman sebagai Mbah Darmo/Nenek Naya
Nuri Maulida sebagai Ratih
Yati Pesek sebagai Yati
August Melasz sebagai Ayah Ratih
Chicco Jerikho sebagai Cowok Diskotik
10. Perempuan Tanah Jahanam
(Faradina Mufti Puteri Indonesia DKI Jakarta 5 2011 dan top 10 Puteri Indonesia 2011)
Maya dan Dini adalah dua sahabat karib yang sama sama bekerja sebagai petugas tol. Suatu malam, Maya bercerita kepada Dini melalui telfon tentang seorang pengemudi misterius yang selalu melintas setiap malam dengan tatapan tajam yang tentu saja membuat Maya takut. Ditengah percakapan, pengemudi misterius yang mereka bicarakan kembali melintasi tol dan mengamati Maya. Maya yang merasa ada sesuatu yang tidak beres kemudian memberitahu Dini. Setelah melintas, pengemudi itu berhenti di tepi jalan untuk kembali ke pos Maya dengan beberapa pertanyaan.
Sesaat setelahnya, pengemudi itu kembali ke mobil mengambil sebilah golok dan berusaha menyerang Maya. Histeris, Maya berupaya melarikan diri ke luar pos. Pengemudi itu berhasil melukai Maya di bagian paha dengan golok, sebelum akhirnya polisi menembak matinya.
3 Bulan kemudian, Maya dan Dini akhirnya berhenti bekerja sebagai petugas tol dan memilih berjualan pakaian di Los Pasar yang ternyata sepi pembeli. Menghadapi kesulitan keuangan, Maya akhirnya berpikir untuk mencari keluarganya di Desa Harjosari, dengan harapan dapat menemukan peninggalan berharga orang tuanya yang bisa dijadikan uang.
Ketika Maya sedang buang air kecil di toilet pasar, ia mendapati secarik kertas yang muncul dari luka sayatan golok malam itu. Maya kemudian memotret kertas itu lalu membuangnya ke toilet.
Tiba saatnya Maya dan Dini memulai perjalanan mereka ke desa Harjosari, menempuh perjalanan transit di terminal kawasan itu. Dalam perjalanan, Maya berkenalan dengan seorang dosen Sastra bahasa Rusia, yang ternyata juga tahu hal-hal gaib. Melalui pria itu, Maya akhirnya mengetahui kertas yang di dalam kulitnya itu merupakan jimat pelindung dari makhluk halus yang ditulis dalam bahasa jawa kuno. Menurutnya, jimat itu dibuat oleh orang yang sangat ‘Jahat’ (penganut ilmu hitam). Di sepanjang jalan Maya dikejutkan oleh 3 gadis kecil yang terus menerus muncul.
Setibanya di terminal, Maya mengalami kesulitan sebab tidak banyak penarik delman yang mengetahui Desa Harjosari. Beruntung ada salah satu penarik delman yang bersedia mengantar mereka walau harus membayar mahal. Setibanya di sana, mereka disambut tatapan dingin warga sekitar. Maya kemudian meminta diturunkan di rumah kepala desa Harjosari, Ki Saptadi yang sekaligus seorang Dalang terkenal
Setibanya di rumah itu, Maya dan Dini tidak dapat bertemu dengan Ki Saptadi melainkan hanya bertemu seorang wanita tua bernama Nyi Misni (ibu dari Ki Saptadi). Untuk menghindari kecurigaan, Maya mengaku sebagai mahasiswi yang sedang melakukan penelitian kesenian, khususnya profesi dalang wayang kulit. Saptadi sering bepergian ke desa lain untuk melakukan pekerjaan lain, yaitu sebagai dalang wayang kulit.
Mereka kemudian menginap di rumah peninggalan orang tua Maya yang sangat besar. Saat malam, Maya sering mendengar suara bising tak berwujud yang membuatnya tak nyaman. Dalam kurun waktu dua hari, mereka menyaksikan hal yang tak wajar di desa itu. Setiap hari, warga memakamkan bayi yang meninggal setelah dilahirkan.
Maya dan Dini memberanikan diri untuk mendatangi kerumunan warga tersebut dan bertemu langsung dengan Ki Saptadi. Ki Saptadi dan warga lain mulai curiga. Saat Maya keluar untuk mencari makan, Dini didatangi oleh dua orang warga suruhan Ki Saptadi dan bercerita kalau rumah tua ini punya pewaris tunggal, anak perempuan bernama Rahayu. Saat itu juga, Dini mengaku bahwa dirinya adalah Rahayu sang pewaris rumah tua ini. Dini kemudian dijebak dua orang itu dan dibawa ke hutan. Dini akhirnya dibawa ke tempat penyembelihan, di mana sudah ada Ki Saptadi dan Nyi Misni. Dini dibunuh lalu dikuliti oleh Nyi Misni untuk kemudian kulitnya dijadikan Wayang Kulit.
Maya berusaha mencari informasi dari warga sekitar, salah satunya pada Ratih, wanita pemilik warung makan. Ia menjelaskan bahwa rumah tua itu dulunya dihuni oleh Pria bernama Donowongso, juragan sekaligus dalang yang melakukan perjanjian dengan iblis agar anaknya yang lahir tanpa kulit bisa sembuh. Sejak itu, seluruh bayi yang lahir di desa terlahir tanpa kulit. Namun ada seseorang yang dibiarkan hidup dengan kondisi mengenaskan tanpa kulit, dan saat ini hidup sebatang kara di sebuah pondok di tengah hutan. Donowongso yang menjadi gila kemudian membantai pemain wayang lain serta istrinya, Nyai Shinta dengan golok yang sudah ia persiapkan sejak lama. Ki Saptadi yang datang saat itu, kemudian membunuh Donowongso dengan menyayat lehernya menggunakan golok yang sama.
Merasa putus asa dalam usahanya mencari sahabatnya, Maya akhirnya ikut menyaksikan proses persalinan salah satu warga dengan cara sembunyi sembunyi. Di balik lubang dinding, Maya menyaksikan bayi itu terlahir tanpa kulit. Bayi malang itu kemudian ditenggelamkan ke dalam baskom berisi air hingga tewas atas perintah Ki Saptadi.
Tanpa sengaja Maya menimbulkan suara yang membuatnya hampir tertangkap. Ratih langsung menutup mulut Maya yang panik dan membawanya bersembunyi ke rumahnya. Ternyata Ratih sudah tahu bahwa Maya adalah ‘Anak Terkutuk’ yang dicari-cari. Ratih meminta Maya tidak perlu takut padanya karena dia berbeda dengan ‘mereka’. Menurutnya, membunuh Maya hanya akan memunculkan kutukan baru. Maya sangat terkejut saat mengetahui bahwa Ratih adalah istri pengemudi misterius yang terbunuh 3 bulan lalu. Saat mendengar warga mendekati rumah Ratih, Maya kemudian bersembunyi di bawah meja makan. Dari mereka, Maya mengetahui bahwa Dini telah tewas terbunuh dan kulitnya dijadikan wayang kulit. Mereka telah membunuh orang yang salah, itulah mengapa kutukan belum hilang dari desa itu. Naas, salah satu warga kemudian berupaya memperkosa Ratih. Ratih mengancam dengan menyayat pahanya dan menodongkan pisaunya, mengancam bunuh diri. Merekapun pergi meninggalkan rumah.
Di tengah hutan saat berupaya kabur, Maya kemudian menghubungi penarik delman yang dulu mengantarkannya ke desa, membawa pertolongan. Maya kemudian meminta maaf kepada Ratih, dan menceritakan bahwa suami Ratih telah tewas ditembak polisi karena berusaha membunuhnya. Ratih yang shock kemudian meninggalkan Maya.
Setibanya di Desa, si penarik delman merasa ada yang tidak beres dengan gelagat polisi yang rupanya bersekongkol dengan warga desa untuk membunuh Maya. Ia pun berusaha Melawan, namun malah ditembak mati oleh si polisi (yang ternyata adalah warga asli desa tersebut yang juga memang sedang mengejar Maya). Maya yang putus asa takkan bisa keluar dari desa hidup-hidup karena tak ada lagi Ratih yang bisa membantunya, akhirnya berhasil meloloskan diri ke jalan raya.
Di sana, Maya ditolong seorang supir pick up, namun mengalami kecelakaan setelah supir diganggu salah satu hantu gadis kecil. Salah seorang hantu gadis kecil kemudian merasuki tubuh Maya dan memperlihatkan seluruh kejadian sebenarnya di masa lampau. Hantu gadis kecil kemudian memberitahu Maya cara mengakhiri kutukan tersebut.
Maya kemudian diselamatkan lagi oleh Ratih. Maya lalu mengajak Ratih kembali ke rumah tua milik Nyi Misnih, mencari kotak berisi wayang kulit dan masuk ke ruang bawah tanah tempat ketiga gadis kecil itu dulu dikuburkan. Saat menggali lantai tanah di rumah itu mereka mendapati tulang-belulang ketiga gadis kecil yang hilang. Maya dan Ratih kemudian menyatukan kerangka dan wayang kulit ketiga gadis kecil tersebut dan menguburkan mereka secara layak.
Sementara itu, Nyi Misni dan warga memergoki Maya dan Ratih bersembunyi di rumah orang tuanya. Terungkap bahwa Nyi Misni adalah seorang pembantu yang dinodai oleh Tuannya, yaitu Ayah Donowongso. Saat Saptadi lahir, Nyi Misni tetap menyembunyikan hal ini dari Tuannya. Saat beranjak dewasa, Ki Saptadi menjalin cinta dengan Nyai Shinta yang merupakan gadis tercantik di desa. Mereka berdua harus berpisah karena Nyai Shinta dipaksa untuk menikah dengan Donowongso.
Suatu hari Nyi Misni menyaksikan perbuatan terlarang antara Saptadi dan Nyai Shinta. Ia sangat murka saat mengetahui Nyai Shinta mengandung anak Saptadi. Nyi Misni kemudian menghapus ingatan Saptadi terhadap Nyai Shinta. Tak puas, ia pun memberi kutukan bayi di dalam kandungan Nyai Shinta agar segera lenyap sebelum lahir. Sayang… Maya, alias Rahayu yang merupakan buah cinta terlarang Nyai Shinta dan Ki Saptadi tetap lahir walau dalam kondisi tanpa kulit.
Nyi Misni jugalah yang bertanggung membuat Donowongso menggila sehingga membantai semua orang termasuk istrinya sendiri. Dia pula yang memberi jimat agar roh ketiga gadis kecil yang dibunuh tidak mendekati Maya (untuk mengungkap rahasia keji Nyi Misni) dan membawa Maya a.k.a Rahayu kecil keluar dari desa.
Maya yang Murka mengetahui semuanya, kemudian mengancam warga yang akan menangkapnya dengan sekop, tetapi seseorang memukul kepala Maya dari belakang, sehingga Maya akhirnya pingsan dan digantung terbalik di hutan pembantaian.
Maya berteriak memohon kepada Ki Saptadi untuk dibebaskan, Saat Saptadi bersiap-siap membunuh Maya, Maya akhirnya mengatakan bahwa dialah bayi pertama yang lahir tanpa kulit di desa itu.
Misni yang mulai panik dengan penjelasan Maya mulai mengambil sebuah pisau untuk membunuh Maya secepat mungkin. Ratih tiba-tiba muncul membawa bayi yang baru saja dilahirkan wanita lainnya dalam keadaan sehat.
Maya mengatakan, bahwa dialah darah daging Saptadi dan Nyai Shinta yang dikutuk oleh neneknya sendiri. Nyi Misni jugalah yang bertanggung jawab atas perbuatannya menghapus ingatan Saptadi tentang Nyai Shinta. Saptadi yang tersadar dengan semua ucapan Maya merasa sangat malu dengan dosa yang dilakukan Ibunya. Ia berusaha melindungi anaknya saat Nyi Misni mendekat untuk segera menghabisi Maya. Saptadi akhirnya bunuh diri dengan menyayat lehernya sendiri dengan pisau yang direbutnya dari ibunya.
Tak bisa menerima kenyataan anak semata wayangnya tewas, Misni ikut melakukan tindakan serupa.
Ratih berlari melepaskan ikatan Maya dan memintanya melarikan diri dari desa itu. Maya meyakinkan Ratih untuk ikut dengannya tapi Ratih menolak dan mengatakan ‘di manapun sama saja buatku’. Seluruh warga bersuka cita atas musnahnya kutukan mengerikan tersebut. Maya, dengan menumpang truk sayur meninggalkan tanah jahanam tersebut.
Setahun kemudian, Sang Polisi (pembunuh si penarik delman) dan istrinya sedang menantikan kelahiran anak pertamanya. Istrinya yang sedang berada di kamar mandi kemudian melihat penampakan Nyi Misni di dalam cermin dan menjerit histeris. Saat si polisi datang, ia menyaksikan istrinya terduduk berlumuran darah, terus menjerit. Naas, bayi yang baru saja dilahirkannya dimakan hidup-hidup oleh Nyi Misni.
Pemeran
Tara Basro sebagai Maya
Marissa Anitasebagai Dini
Asmara Abigailsebagai Ratih
Christine Hakimsebagai Misni
Ario Bayu sebagai Saptadi
Zidni Hakim sebagai Donowongso
Afrian Aris sebagai Banyu
Kiki Narendra sebagai Bambang
Faradina Mufti sebagai Shinta
Abdulrahman Arief sebagai Nano
Muhammad Abe sebagai Suryo
Mursiyanto sebagai Sono
Ahmad Ramadhan Al Rasyid sebagai Tino
Aura Agna sebagai anak kecil
Sindris Ogiska G sebagai anak kecil
Devona Queeny sebagai anak kecil
Latisya Ayu sebagai Maya kecil
Adi Irawan sebagai ayah Donowongso
Teuku Rifnu sebagai Bimo
Yansky sebagai polisi
Sinyo Sandy sebagai polisi
Ical Tanjung sebagai polisi
Kuncoro P Widi sebagai Chondro
Djandi Asmara sebagai Djono
Santo Widodo sebagai satpam pasar
Mian Tiara sebagai Siti, istri Banyu
Arbaiyah sebagai nenek Ratih
Mariana Resli sebagai Rina
Eka Nusa Pertiwi sebagai Tiwi, istri Tino
Aghniny Haque sebagai Laras, istri Suryo
Sahadat Fahzan Fadlil sebagai Tole
Karni sebagai dukun beranak
Penulis : Irwans