Kontes Miss Universe tahun 2005 menjadi salah satu edisi spesial buat kami karena selain Indonesia yang kembali debut di kontes ini dan masuk Top 15 @artikasaridevi (Indonesia terakhir berpartisipasi pada tahun 1996 lewat Alya Rohali), edisi tahun 2005 ini juga sangat berkesan karena kualitas produksinya yang luar biasa dan konsep acara dan tata panggungnya yang Thailand banget! Mystical and exotic!
Thailand mengajukan diri sebagai tuan rumah Miss Universe 2005 sejak Juli 2004 saat kunjungan kerja Miss Universe 2004 Jennifer Hawkins untuk AIDS Foundation di Thailand. Sebelumnya Thailand pernah jadi tuan rumah pada 1992. Pada saat itu dikabarkan bahwa Chile, China, dan Greece juga mengajukan diri sebagai tuan rumah. Thailand akhirnya terpilih dan Matching Maximize Solution Public Company Co., Ltd., bersama dengan Bangkok Broadcasting & TV Co., Ltd. and BBTV Productions Co., Ltd. ditunjuk sebagai organizer acara dengan investasi total sebesar 71.53 juta Baht, sementara Tourism Authority of Thailand yang merupakan co-main sponsor menggelontorkan dana sebesar US $ 6.5 million atau sekitar 260 juta Baht dan perusahaan Singha Brewery yang juga menjadi sponsor utama menginvestasikan dana sebesar 120 juta Baht. Panggung seluas 40x30x19.5 meter dengan budget 100 juta Baht yang dibangun di Impact Arena Muang Thong Thani ini merupakan panggung terbesar untuk sebuah event yang diadakan Thailand pada tahun itu. Dengan tema  “Revealing the Miss Universe stage, emphasizing all over the world to know Thailand”, organizer benar-benar menunjukan identitas Thailand yang kuat lewat dekorasi panggung yang detail di setiap segmen acara dengan background music yang fresh dengan nuansa etnik Thailand dan belum pernah dipakai di edisi Miss Universe sebelumnya (composer Elias Castro).
Tim produksi sudah berada di Thailand selama 45 – 60 hari sebelum acara dimulai dan kru panggung bisa berada di lokasi pembangunan panggung selama dua minggu. Joseph Teerakiat, Director of Venue and Stage (yang juga pernah membuat panggung konser Michael Jackson) mengatakan bahwa panggung Miss Universe 2005 tidak akan membawa tema yang berhubungan dengan kuil-kuil Thailand (simbol agama) atau Royal Family untuk mengurangi kritik dan kesalahpahaman di kemudian hari. Ia dan timnya telah mempelajari sejarah dan budaya Thailand dengan sebaik-baiknya dan akhirnya cerita tradisional dan kehidupan pedesaan yang dipadukan dengan unsur modern Thailand diangkat menjadi komponen utama pangggung. Dalam pembangunannya, bentuk asli panggung yang berbentuk persegi diubah menjadi main hall yang mirip seperti bangunan gereja katedral dengan dua tiang emas besar di depannya.
Ada enam segmen perubahan panggung sebagai berikut:

1) Opening show. Fokus pengambilan gambar pada bagian atas panggung yang berbentuk atap pelana (rumah tradisional Thailand dengan atap jerami), dihiasi dengan bentuk Jada/Chada (mahkota emas tinggi yang biasa dipakai penari wanita Thailand), serta gerbang yang terbuka yang seolah melambangkan ombak.

2) Opening dance with the contestants. Mengambil filosofi suasana kehidupan pedesaan di Thailand di pagi hari, di bawah langit cerah dan rerumputan hijau, dengan latar belakang kuil. Para kontestan di bagian belakang berdiri di atas perahu yang haluan dan buritannya dihiasi dengan ornamen penari wanita Thailand (modifikasi kapal Suphannahong/Golden Swan).
3) Swimsuit competition. Suasana Bo Sang Umbrella Village, Chiang Mai.
4) National costume competition & Top 15. Simulasi suasana senja ala Thailand.
5) Evening gown competition. Fokus pada konsep kemewahan. Dihiasi dengan nuansa emas seperti dinding di kuil-kuil Thailand dengan kain merah yang menjuntang sebagai representasi perjalanan waktu (timeline).

6) Closing/crowning. Tirai sutra hijau dengan frame yang naik ke atas untuk para Top 5 maju ke depan.
Lebih dari 90% bahan yang digunakan didapat dari Thailand dan 10% diimpor dari luar negeri, yang sebagian besar merupakan sistem yang memungkinkan pergerakan ornamen-ornamen panggung, serta untuk mobilisasi tim yang terdiri dari orang Thailand dan orang asing yang jumlahnya hingga 500 orang. Sebelumnya, kru produksi panggung harus memodifikasi dua elemen panggung: Jada/Chada di area atas panggung dan perahu untuk kontestan karena tim desain Amerika Serikat (yang merupakan tim yang sama yang membuat panggung di Academy Awards) menggunakan kapal tongkang (The Royal Barge Suphannahong) yang menurut kru Thailand disain aslinya kurang pantas digunakan karena dianggap suci. Walaupun dikabarkan bahwa peyelenggaraan ini rugi ratusan juta Baht, tapi kesuksesan Thailand menjadi tuan rumah Miss Universe 2005 adalah priceless!
Penulis : Adit