Pada tahun 1970, kompetisi Miss World berlangsung di London, dipandu host legenda komedi AS, Bob Hope. Saat itu, Miss World adalah acara TV yang paling banyak ditonton diseluruh dunia dengan lebih dari 100 juta penonton.
Kontroversi sebelum kontes dimulai karena penyelenggara telah mengizinkan dua perwakilan dari Afrika Selatan, satu kulit hitam, satu kulit putih. Pada malam hari sebelum kontes dimulai, sebuah bom meledak di bawah van siaran luar BBC dalam upaya yang gagal oleh Angry Brigade untuk mencegah kontes ditayangkan di televisi.
Insiden penyerangan tersebut tidak ada yang terluka. Penonton kemudian harus memasuki aula melewati para demonstran yang berisik yang ditempatkan di belakang barikade. Mengklaim bahwa kompetisi kecantikan merendahkan wanita, 100 orang Gerakan Pembebasan Wanita 5 diantaranya yaitu Jo Robinson, Jenny Fortune, Sue Finch, Jane Grant, Sarah Wilson yang baru dibentuk meraih ketenaran dalam semalam dengan menyerbu panggung dan mengganggu siaran langsung kompetisi tersebut, yang disiarkan oleh stasiun televisi BBC.
Mereka melakukan protes dan penyerangan secara brutal, melemparkan bom tepung ke atas panggung, menyemprotkan pistol berisi tinta, melemparkan sayuran busuk ke atas panggung dan penyerangan kepada Eric Morley selaku owner Miss World.
Tidak hanya itu, ketika pertunjukan dilanjutkan, hasilnya menimbulkan keributan pemenangnya bukanlah favorit penonton Miss Swedia tetapi yang menang adalah Miss Grenada, wanita kulit hitam pertama yang dinobatkan sebagai Miss World. Dalam hitungan jam, penonton global telah menyaksikan patriarki diusir dari panggung dan cita-cita kecantikan Barat berbalik, dimana wanita berkulit putih selalu terpilih sebagai pemenang.
Selain itu, Perdana Menteri Grenada, Sir Eric Gairy, berada di panel juri. Ada banyak tuduhan bahwa kontes telah dicurangi, dengan tuduhan balasan bahwa pemeriksaan hasil dimotivasi oleh rasisme dan menunjukkan bahwa favoritisme kontestan kulit putih telah menjadi ciri khas dalam sejarah kontes. Beberapa penonton berkumpul di jalan di luar Royal Albert Hall setelah kontes dan meneriakkan “Swe-den, Swe-den”. Empat hari kemudian, direktur penyelenggara, Julia Morley, mengundurkan diri karena tekanan kuat dari surat kabar. Bertahun-tahun kemudian, Miss Swedia, Marjorie Cristel Johansson dilaporkan mengatakan bahwa dia merasa telah dicurangi dari gelar tersebut.
Suami Julia Morley, Eric Morley, adalah ketua perusahaan (Mekkah) yang memiliki franchise Miss World. Untuk membantah tuduhan tersebut, Eric Morley menampilkan kartu suara panel juri dan menggambarkan “sistem suara mayoritas” yang kompleks. Kartu-kartu ini menunjukkan bahwa Jennifer Hosten memiliki lebih banyak tempat sebagai juara pertama dan posisi keempat untuk Miss Swedia dan lima finalis lainnya. Julia Morley kemudian melanjutkan pekerjaannya. Namun banyak yang masih merasa Sir Eric Gairy di panel juri telah mempengaruhi juri lain untuk memberikan nilai tertinggi untuk Jennifer Hosten.
Miss World 1970 : Grenada – Jennifer Hosten
1st Runner up : Africa South – Pearl Jansen
2nd Runner up : Israel – Irith Lavi
3rd Runner up : Swedia – Marjorie Christel Johansson
4th Runner up : South Africa – Jillian Jessup
5th Runner up : Brazil – Sônia Yara Guerra
6th Runner up : Britania Raya – Yvonne Anne Ormes
Top 15
Australia – Valli Kemp
Ceylon – Yolanda Shahzadi Ahlip
Ekuador – SofÃa Monteverde Nimbriotis
Guyana – Jennifer Diana Evan Wong
India – Heather Corinne Faville
Filipina – Minerva Manalo Cagatao
Amerika Serikat – Sandra Anne Wolsfeld
Yugoslavia – Teresa Djelmis
Indonesia Saksi Sejarah Tragedi Kerusuhan Miss World 1970
Tapi tahukah kamu? kalau tragedi kerusuhan Miss World 1970 ada satu orang wakil Indonesia yang menjadi saksi sejarah peristiwa tersebut.
Roesmin Noerjadin, duta besar Indonesia untuk Britania Raya, bersama 8 dewan juri lainnya yaitu Joan Collins (Aktris) Eric Gairy (Perdana Menteri pertama Grenada) Glen Campbell (Penyanyi) Nina (Penyanyi) Komisaris Tinggi Malawi, Nat Cohen (Produser film dan ketua dan direktur pengelola dari EMI) Peter Dimmock (Ketua dewan juri, General manager dari BBC Outside Broadcasts) dan Fatehsinghrao Gaekwad II (Maharaja Barod).
Roesmin Noerjadin atau dibaca Rusmin Nuryadin lahir di Malang, Jawa Timur, 31 Mei 1930 adalah Marsekal TNI (Purn.) semasa hidupnya beliau pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara dari 31 Maret 1966 hingga 10 November 1969, Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya 1970–1974, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat 1974–1977 dan sebagai Menteri Perhubungan 1978-1988 era orde baru, masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Ditahun 1970 beliau ditunjuk menjadi dewan juri Miss World, saat itu beliau menjadi saksi sejarah masa kelam kerusuhan kemenangan Jennifer Hosten Miss World 1970.
Dalam film Misbehaviour 2020, peran beliau sebagai dewan juri dihadirkan kembali, memakai setelan jas, lengkap dengan dasi kupu-kupu dan memakai peci hitam, terlihat saat Keeley Hawes sebagai Julia Morley berbincang-bincang didalam sebuah restoran dengan 2 juri lainnya, dikesempatan itu juga beliau berkenalan dengan Eric Gairy (Perdana Menteri pertama Grenada).
Sayangnya saat film tersebut diputar sampai sekarang, team pageantempire belum menemukan siapa nama pemeran yang menjadi Roesmin Noerjadin, duta besar Indonesia untuk Britania Raya.
Roesmin Noerjadin meninggal di Bandung, Jawa Barat, 8 September 1994 pada umur 64 tahun, namanya kini diabadikan sebagai nama baru bagi Lanud Pekanbaru, Riau.
Misbehavior dirilis di Inggris pada 13 Maret 2020, disutradarai oleh pemenang BAFTA Philippa Lowthorpe (Three Girls) dan dibintangi Keira Knightley, Gugu Mbatha-Raw, Jessie Buckley, Greg Kinnear, Lesley Manville, Keeley Hawes, Rhys Ifans dan Phyllis Logan.
Penulis : Irwans